PPATK : Tidak Ditemukan Adanya Indikasi Terorisme

Kembali Polri menemui jalan buntu terkait sumber pendanaan teroris yang beroperasi di Indonesia. Hal ini tergambar dari penjelasan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang melaporkan hasil analisis terhadap 90 rekening yang diminta kepolisian. Hasilnya, semua rekening sangat kecil kemungkinannya terkait jaringan teroris internasional.

Ketua PPATK Yunus Husein menyatakan kecil kemungkinan 90 rekening terkait jaringan teroris internasional. Pasalnya, transaksi yang melibatkan rekening hanya transaksi domestik. Selain itu, jumlah dana yang melintas terbilang sangat kecil, hanya ratusan ribu rupiah.

"Permintaan kepolisian sebenarnya 80 rekening, tapi ditambah inisiatif kita, jadi 90. Tapi dari semua itu sangat kecil kemungkinannya terlibat teroris karena hanya melibatkan uang domestik dan transaksi ratusan ribu melalui ATM," jelas Yunus kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/9).

Sebelumnya, pasca pengeboman di Mega Kuningan Jakarta, kepolisian melibatkan PPATK guna melakukan analisis atas transaksi yang melibatkan rekening yang dicurigai. Karena ada kecurigaan keterkaitan jaringan teroris lokal yang bertopeng sebagai lembaga pengajian dan lainnya.

Menurut Yunus, dari hasil analisis, memperlihatkan banyaknya transaksi ATM. Namun, jumlah transaksi sangat kecil dengan nominal terbesar hanya Rp500 ribuan. Selain itu, dana di rekening pun sangat kecil, bahkan ada yang berisi Rp50 ribu. Begitu juga indikasi adanya transaksi melalui fasilitas phone banking,

"Sebenarnya, transaksi melalui phone banking itu lebih mudah dilacak. Soalnya, data yang diperlukan dari nasabah untuk mendapat fasilitas ini lebih banyak. Tapi di kasus ini tidak ada," terang Yunus.

Berarti Polri mesti bekerja keras lagi untuk mengungkap jaringan teroris pengebom Mega Kuningan.

0 komentar: